BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan
suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rekaman dan lain
lain. Tata suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan
menjadi satu bagian tak terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara
pertunjukan itu sendiri. Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan
suara agar bisa terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas suara-suara yang
dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon,
kabel-kabel, prosesor dan efek suara, serta pengaturan konsul mixer, juga audio
power amplifier dan speaker-speakernya secara keseluruhan.
Jaringan
tata suara pada bangunan biasanya digabungkan dengan sistem keamanan, sistem
tanda bahaya, dan sistem pengaturan waktu terpusat. Sistem tata suara biasanya
diintegrasikan sistem tanda bahaya, sehingga bila terjadi kondisi darurat
(kebakaran), sistem tanda bahaya mendapatkan prioritas sinyal (signal) dari
sistem tata suara untuk membunyikan tanda bahaya (sirine) atau program panduan
evakuasi ke seluruh bangunan.
Sistem tata suara untuk daerah lobby, koridor, area
parkir, dan ruang administrasi selain digunakan untuk panduan evakuasi,
digunakan pula untuk pemanggilan atau untuk keperluan program musik.
Sebuah sistem tata suara adalah kumpulan dari
beberapa peralatan elektronik yang didesain untuk memperkuat sinyal suara dan
musik supaya dapat didengar oleh orang banyak (lebih dari satu orang) (dalam
Fry, 1991). Dari kesimpulan sederhana ini, sebenarnya kita dapat menjumpai
sistem tata suara ini di berbagai tempat seperti acara-acara konser yang
melibatkan grup-grup band yang banyak dan atau memiliki nama yang cukup dikenal
banyak kalangan hingga sifatnya hanya berupa “corong” pengumuman yang dapat
kita jumpai di bandara-bandara atau di sekolah-sekolah.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui prinsip atau cara kerja dari sistem tata suara
2. Untuk
mengetahui bagian dari system tata suara
3. Untuk
mengetahui pengoperasian system tata suara
4. Untuk
mengetahui
5. Untuk
mengetahui
6. Untuk
mengetahui compressor dan gate
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PRINSIP ATAU CARA KERJA SISTEM TATA SUARA
Prinsip Dasar Sound reinfocement adalah sederetan
peralatan yang ditata sedemikia rupa untuk penguatansuara atau musik untuk
didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya selalu sama.
Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit
seperti :
1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
2. Microphone
merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengiimnya melalui kabel
menujumixer.
3. Mixer
menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya kemudian
me-mix(mencampur dan menseimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke
rampaian power amplifier.
4.Power
amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya ke
loudspeaker
5.
Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus speaker
yangkmudian mnggetarkan udara dan menjadi suara.
6. Audiens
mendengarkan suara tersebut.Ini juga berlaku untuk system audio rumah, tape
deck atau CD player sebagai sumber suara, dan pre amp (dalam system live
digantikan mixer), umumnya terdapat dalam satu badan dengan power
amplifiernya (integrated amlifier).
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat
dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut powe mixer, atau juga power
amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yanglebih kita kenal dengan speaker
aktif.
Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya
diperhatikan seperti :
1. Posisi
mixing console sbaiknya berada pada posisi pendengar, agar apa yang didengar
oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens. Denga kata lain
mixer tidak berada disamping atau di belakang panggung.
2. Semua
microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.
3. Mixer
atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang sederhana sebelumnya,
karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yangsama.
Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parameric, dengan 3
band (low,mid, hi) atau 4 band (low, lo-mid, hi-mid, hi). Terdapat juga
auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke system monitor dan/ ke
effect system. Pada auxiliary terdapat
switchuntuk aux pre/post. Auxiliary pre adalah untuk menirim signal yang
terlepas dari pengaruh fader dan eq kanal yang biasa digunakan untuk
mengirim signal ke monitor, sedang auxiliary postadalah sebaliknya yakni
mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader danequalizer dari
kanal dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.
4. Signal
keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada equalizer
inilah penata suara melakukan pen-settingan untuk mengatasi kendala
akustik ruang, feedback ataukendala lainnya yang mengganggu.
5.
Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power
amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tnggapan frekuensi
tertentu. Karena system speaker utamanaya tidak jarang yang terpisah antara
speaker untuk menghandle frekuensi rendah (subwoofer) dan speaker untuk full
range (gambar C)Tipical system untuk TouringBerikutnya adalah system untuk
touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk
konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatanyang
digunakan sangat banyak, dan selalu dngan crossover aktif yang tidak jarang
jugadigantikan oleh controller digital yang didalamnya telah terdapat
crossover, limiter, parametriceq, dll. Juga selalu menggunakan mixer monitor
yang sama sekali terpisah dari mixer utama,lebih difungsikan untuk mengirim
signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya.
Namun seberapapun rumitnya prinsip touring ini, tetap
tidak terlalu jauh berbeda dengan prinsiptata suara sebelumnya sehingga tidak
terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada systemini terdapat beberapa
lagi penjlasan tambahan seperti :
1. Mixer
selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, paling sedikit
terdiri dari24 kanal atau bahkan sampai 40. dan bukan tidak mungkin menggunakan
lebih dari 1 mixer. Inisering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik
yang settingan kanalnya tidak inginterganggu oleh setting kelompok lain yang
kebetulan tampil satu panggung.
2. System
monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan mixer
monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.
3. Dalam
rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau sebuah dual EQ
(karenaselalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor, limiter, noise
gate, aural exciter,multiple delay, reverb, dll. Sekian banyak peralatan
tersebut difungsikan untuk menghasilkansuara yang diinginkan dan meredam
suara-suara yang tidak diinginkan
.4. Mixer
untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan sampai 16
output,dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk
si pemusik atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.
5.
Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amlifier dan daya listrik yang sangat
besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main
dalam 3way, 4way atau bahkan sampai 5way
2.2 Bagian Sistem Tata Suara
TERDIRI DARI 4 BAGIAN :
a. Back Ground Musik
b. Public Address
c. Emergency
d. Car Call
Uraian
singkat system :
a. Back Ground Music(BGM)
Adalah Music/Suara yang dapat disampaikan secara luas
melalui speaker yang telah terpasang sesuai dengan rencana. Music/Suara dapat
diatur pada Sentral Tata Suara(rak sistem)yang telah ditata sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan suara yang baik. Sentral Tata Suara(rak
sistem)dilengkapi dengan Double Cassette Deck,Tuner AM/FM,MP3 dan CD Player
sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.yang telah disesuaikan
dengan rencana.
b. Public Address (PA)
Adalah sarana penyampaian informasi kepada khalayak
ramai(umum)dapat dilakukan dengan cepat dan mudah karena selain speaker yang
terpasang,penyampaian informasi didukung Sentral Tata Suara(rak sistem)yang
dapat diatur sedemikian rupa juga telah dilengkapi dengan Paging Microphone
yang telah terpasang sesuai.
C. Emergency(EMC )
Pada saat keadaan Emergency,informasai kedaan darurat/bahaya
yang bertujuan untuk evakuasi,keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui
dengan cepat.Setelah Sentral Tata Suara mendapatkan sinyal tanda bahaya dari
panel alarm,Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan semua input dari Cassette
Deck,MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk bunyi
SIRINE,jadi setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel
alarm,secara otomatis semua input akan terputus,kecuali input dari Emergency
Microphone,jadi operator tetap dapat memberikan pesan peringatan.
d. Car Call (CC)
Sarana penyampaian informasi kepada orang/pengendara
kendaraan dengan cepat dan mudah karena untuk sistem Car Call ini selain
speaker juga dilengkapi dengan Rak Sistem Car Call dan Microphone yang telah
terpasang pada area-area yang telah disesuaikan dengan rencana.
2.3
Pengoperasian Sistem Tata Suara
System
tata suara berdasarkan cara pengoperasiannya dikelompokkan dalam dua kategori
utama antara lain :
1. Sistem
Sederhana
System sederhana ini biasanya digunakan
bangunan yang tidak terlalu kompleks dan bangunan-bangunan berlantai sedikit
yang memerlukan system suara yang tidak kompleks.sistem sederhana ini bertujuan
untuk suara dapat didengar oleh orang
banyak dengan cara memperkuat sinyal suara dan.Pada system ini tidak memerlukan
ruangan yang cukup luas untuk operator pengontrol suara.
2. Sentral
program
Sentral program ini akan melayani area
perkantoran dan area produksi direncanakan untuk dapat difungsikan dengan
prioritas program sebagai evakuasi kebakaran dan paging atau panggilan saja
untuk area produksi,sedangkan program background music dipasang untuk melayani
area perkantoran.
2.4 NOISE,BISING DAN DESAH
Adalah suara yang terbentuk dari
bermacam-macam frekwensi secara acak yang tidak mempunyai hubungan harmonis
antara satu sama lain. Apabila noise ini terlalu kuat maka akan mempengaruhi
kejelasan dari suatu musik atau pembicaraan. Dan biasanya akan mengurangi
kenyamanan pendengaran.
Level dari kebisingan pendengaran (ambang) rata-rata 40 db. Ambang
Pendengaran adalah batas terendah dari suara yang dapat didengar oleh
alat pendengaran manusia yang apabila diukur secara matematik merupakan tekanan
suara sebesar 0,00204 dyne cm2 yang sama dengan 0.0002 micro bar.
1 micro bar = 10 –6 atm.
1 bar = 106 dyne cm2
1 bar = 106 dyne cm2
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak
dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau
yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106
[IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan
elektroakustik)”. Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi
kebisingan dianggap istimewa dalam hal :
- Penilaian pribadi dan penilaian subyektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, dan
- Kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran air dan pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan pengecualian).
Mengenai karakteristik [1] di atas, ada masalah mengenai
bagaimana menempatkan kebisingan antara tingkat penilaian subjektif seorang
individu yang menangkapnya sebagai “kebisingan” dan tingkat fisik yang dapat
diukur secara obyektif.
Dengan karakteristik [2], tidak ada perbedaan jelas antara
siapa agresornya dan siapa korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada
korban-korban dari kebisingan akibat piano dan karaoke. Meskipun jumlah keluhan
yang terdaftar di kota-kota besar selama beberapa tahun terakhir ini telah
berkurang, kebisingan masih merupakan bagian besar dari keluhan-keluhan
masyarakat.
Apabila
keyboard dari piano ditekan, seseorang menangkap “nyaringnya”, “tingginya” dan
“nada” suara yang dipancarkan. Ini adalah tolak ukur yang menyatakan mutu
sensorial dari suara dan dikenal sebagai “tiga unsur dari suara”.
Sebagai
ukuran fisik dari “kenyaringan”, ada amplitude dan tingkat tekanan suara. Untuk
“tingginya” suara adalah frekwensi. Tentang nada, ada sejumlah besar ukuran
fisik, kecenderungan jaman sekarang adalah menggabungkan segala yang merupakan
sifat dari suara, termasuk tingginya, nyaringnya dan distribusi spektral
sebagai “nada”.
Dikatakan bahwa batas perbedaan suara yang bisa terdengar
oleh rata-rata orang adalah 20 – 20,000 Hz, tetapi bisa terdengarnya tersebut
tergantung pada frekwensi. Tes-tes (hearing) psikiatris menghasilkan Garis
bentuk Kenyaringan seperti yang tampak pada Gb. 1-3. Kurva menggunakan 1000 Hz
dan 40 dB sebagai referensi untuk suara murni dan mem-plot suara referensi ini
dengan tingkat-tingkat yang bisa terdengar dari kenyaringan yang sama pada
berbagai frekwensi.
kenyaringan suara yang diterima oleh telinga manusia
bervariasi karena dua sifat-sifat fisik yaitu tingkat tekanan suara dan
frekwensi. Bahkan dalam lingkup yang bisa terdengar, frekwensi-frekwensi rendah
dan tinggi sulit untuk ditangkap. Dibutuhkan kepekaan tinggi pada lingkup 1 – 5
kHz.
Apabila tingkat kenyaringan dari suatu suara dikurangi, pada
suatu titik tertentu, suara tidak lagi terdengar. Tingkat ini juga berbeda
sesuai dengan frekwensi. Tingkat ini diindikasikan sebagai tingkat minimum yang
bisa terdengar (garis titik-titik).
2.5 Tips sistem tata suara (Sound
system)
Rambu yang perlu diperhatikan berikutnya yang juga tidak
kalah penting adalah selalu membaca manual dari tiap-tiap peralatan yang
dipakai, terutama pada pemakaian crossover. Mengapa demikian? Jawaban yang
pasti adalah supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan frekuensi yang
menjadi titik perpotongan antar speaker (bila sistem yang dibangun adalah
sistem yang aktif, yang biasanya adalah sistem 2-way aktif, 3-way, 4-way, dan
seterusnya).
Bila
dalam suatu sistem dipakai beberapa buah speaker maka hal lain yang harus
diperhatikan adalah fase dari speaker itu sendiri. Beberapa speaker, khususnya
yang berukuran 18”, 15”, atau yang sejenis biasanya berada pada posisi In
Phase atau fasenya positif. Atau dalam bahasa sederhana adalah konus
speaker bergerak maju ke depan bukan ke belakang. Jenis speaker yang lain,
terutama sebuah compression driver (atau dalam bahasa sehari-hari
disebut tweeter) biasanya berada pada posisi Out Phase atau fasenya
negatif.
Pada aplikasi yang membutuhkan banyak speaker atau aplikasi
sistem tata suara yang lebih rumit, fase speaker menjadi salah satu hal yang
perlu kita perhatikan. Sebagai contoh, jika dalam suatu sistem terdapat 2 unit
speaker 18” dimana fase salah satu speaker terbalik, maka yang terjadi adalah
kita tidak dapat mendengarkan dentuman suara bass sebagaimana mestinya. Yang
sering terjadi adalah karena tidak terdengar dentuman suara bass sebagaimana
mestinya, kita cenderung untuk membesarkan volume bass dari mixer, dan akhirnya
speaker yang kita pun jebol akibat fase yang terbalik.
Alat untuk mendeteksi fase speaker ini dinamakan Phase
Checker, yang menghasilkan getaran impuls secara konstan untuk mendeteksi
fase yang dihasilkan oleh speaker yang dipakai. Cara yang lain yang lebih
sederhana adalah memakai baterai 9 Volt, dimana katup Positif baterai
dihubungkan dengan katup Positif speaker demikian juga sebaliknya.
Hambatan yang sering terjadi berikutnya adalah feedback.
Feedback terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
1. Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras
2. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai tapi dalam
keadaan on
3. Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat.
Tips
menghindari feedback:
1. Matikan mic yang tidak terpakai. Hal ini mengurangi
resiko feedback.
2. Jika
penyebab feedback adalah speaker utama (FOH) maka disarankan agar
peletakan speaker utama agak jauh dari panggung.
3. Jika
penyebab feedback berupa barang atau benda yang memantul secara akustik,
maka perlu dilakukan penyempurnaan seperti ditutup kain dan sebagainya.
4.Gunakan EQ untuk mempermudah
pendeteksian frekuensi penyebab feedback.
2.6
Compressor dan gate
Peralatan berikutnya yang sering
digunakan pada sebuah sistem tata suara adalah compressor/limiter/noise gate.
Pada beberapa merek pembuat alat ini, ketiga jenis fitur ini dibuat terpisah
antara compressor/limiter dan noise gate, tetapi ada juga yang dijadikan
satu.Menurut Davis & Jones, pengertian compressor dan limiter adalah sinyal
prosesor yang berfungsi mengurangi rentang dinamis dari sebuah sinyal. Limiter
didesain untuk mengurangi peningkatan level input yang dapat menghasilkan
peningkatan level output di atas threshold.
Pengertian di atas memang sedikit rumit karena didasarkan pada teori yang sebenarnya dari fungsi compressor/limiter. pengertian yang sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry adalah: “Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels, stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts a gentle “squeeze” on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer!”
Pengertian di atas memang sedikit rumit karena didasarkan pada teori yang sebenarnya dari fungsi compressor/limiter. pengertian yang sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry adalah: “Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels, stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts a gentle “squeeze” on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer!”
Knob-knob fungsi yang terdapat dalam sebuah
compressor/limiter adalah:
- Threshold
Knob ini memiliki level yang bervariasi
pada saat alat ini memulai untuk memodifikasi sinyal dinamik dari suatu sumber
bunyi. Semakin kecil level yang diset untuk menentukan threshold (kurang dari 0
dB) maka suara akan semakin “mengecil” demikian pula sebaliknya.
- Ratio
Knob ini menentukan seberapa sinyal
yang akan “ditekan” pada saat mencapai threshold. Biasanya knob ini memiliki
beberapa variasi mulai dari tanpa kompresi (1:∞), kompresi yang lebih soft
( 2:1 sampai 3:1), kompresi medium (3:1 sampai 6:1), kompresi yang lebih berat
(6:1 sampai 8:1) dan hard limiting (10:1 sampai ∞:1). Cara membaca ratio yang
lebih mudah seperti ratio kompresi 3:1, artinya input level sebesar 3 dB akan
dikompresi sedemikian sehingga output level menjadi 1 dB. Karena suara akan
lebih mengecil maka perlu disesuaikan output gain dari compressor/limiter yang
digunakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
- Output/Output Gain
Knob ini mengontrol output gain dari
compressor yang dipakai. Sebagai contoh, apabila digunakan threshold yang
rendah dan rasio sebesar 10:1, maka volume secara keseluruhan dari sebuah
sinyal akan hilang. Untuk mengatasi hal ini maka knob ini digunakan untuk
“menaikkan” volume yang “tertekan” tanpa harus merasa was-was sinyal yang akan
dikeluarkan over.
Perhatian!!! Jangan menaikkan output gain dari compressor lebih dari 3 sampai 4 dB di atas gain unity (0 dB) dari level mixer kecuali Anda memiliki kemampuan ekualisasi yang sangat baik.
Perhatian!!! Jangan menaikkan output gain dari compressor lebih dari 3 sampai 4 dB di atas gain unity (0 dB) dari level mixer kecuali Anda memiliki kemampuan ekualisasi yang sangat baik.
- Attack & Release
Knob attack berarti seberapa cepat
compressor akan bereaksi untuk mengurangi sinyal dan knob release berarti
seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk kembali ke normal. Dalam bahasa
yang lebih sederhana, knob attack berfungsi untuk mengukur seberapa cepat
sinyal yang “tertutup” dan knob release berfungsi untuk mengukur seberapa cepat
sinyal yang “terbuka” kembali.
Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum
pre-amp mic, maka aplikasi compressor/limiter berfungsi untuk melakukan
kompresi pada sinyal yang berlebihan atau menaikkan sinyal yang terlalu “lemah”
atau dapat membantu agar sinyal yang terdengar lebih tight atau punchy.
Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum power amp maka alat ini lebih
banyak berfungsi sebagai limiter untuk melindungi rangkaian power amp dan
speaker agar tidak menjadi berlebihan yang dapat mengakibatkan rusaknya
rangkaian tersebut. Aplikasi yang terakhir lebih sering digunakan apabila
pemakaian alat ini tidak terdistribusi secara rata per channel pada mixer/mic
pre-amp. Memang diperlukan biaya yang tidak sedikit agar tiap channel dapat
memakai aplikasi alat ini, karena kebanyakan alat ini hanya tercipta sebanyak
dua channel bahkan satu channel saja.
Loudspeaker
Management System
Peralatan berikutnya yang paling vital
adalah crossover. Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk memisahkan
frekuensi rendah, menengah atau tinggi atau bila diaplikasikan pada speaker
alat ini memiliki beberapa varian seperti:
- 2-way crossover artinya alat ini hanya memisahkan frekuensi low dan high saja
- 3-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, mid dan high
- 4-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, low mid, high mid dan high atau frekuensi sub, low, high dan super high.
masing-masing komponen speaker memiliki
kapasitas frekuensi yang berbeda-beda, seperti:
- Komponen loudspeaker yang berukuran 18” atau 15” biasanya dipakai untuk SUB atau LOW speaker
- Komponen loudspeaker berikutnya yang berukuran 15”, 12” atau 10” biasanya dipakai untuk LOW MID atau MID speaker
- Sebuah compression driver yang berukuran antara 1” – 2” dan sebuah horn dipakai untuk HIGH MID atau HIGH speaker
Bila sebuah crossover tidak dipakai
dalam sebuah sistem sedangkan pada sistem tersebut terdapat 3 jenis komponen
speaker tersebut maka yang terjadi adalah suara yang dihasilkan tidak dapat
terdefinisi dengan baik atau bahkan akan mengakibatkan terjadinya speaker blow-out
alias putus.
Salah satu alasan logis yang dapat dijadikan acuan adalah loudspeaker yang berukuran 18” tidak didesain untuk menerima frekuensi tinggi dan demikian dengan compression driver yang secara ukuran lebih kecil, tidak didesain untuk menerima frekuensi rendah.
Salah satu alasan logis yang dapat dijadikan acuan adalah loudspeaker yang berukuran 18” tidak didesain untuk menerima frekuensi tinggi dan demikian dengan compression driver yang secara ukuran lebih kecil, tidak didesain untuk menerima frekuensi rendah.
Oleh karena itu, dalam membangun sebuah
sistem tata suara yang baik, salah satu pertimbangan yang perlu kita lakukan
adalah pada saat instalasi sistem tersebut adalah saat pemasangan kabel speaker
pada power amp dan proses setting dari crossover itu sendiri.
Satu kesalahan yang terjadi pada saat
proses instalasi maka akan mengakibatkan terjadinya kerusakan seluruh sistem
yang dapat merugikan kita secaramateri.
Alat berikutnya adalah power amp atau
yang lebih dikenal sebagai amplifier. Alat ini dipakai untuk men-drive sebuah
atau beberapa speaker sekaligus. Beberapa pabrikan yang memproduksi alat ini
selalu mencantumkan kapasitas yang dapat dipakai untuk men-drive sebuah
speaker, seperti contoh sebuah power merek X dalam tabel berikut:
Tabel 1.1:
8 Ω
|
4 Ω
|
2 Ω
|
|
Load impedance
|
280 W
|
450 W
|
650W
|
Arti dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
- Power amp tersebut memiliki kapasitas impedansi transfer daya maksimum sebesar 2 ohm yang dapat men-drive speaker dengan daya sebesar 650 WPada impedansi minimum sebesar 8 ohm, speaker yang dapat di-drive oleh power amp ini sebesar 280 W. Berarti jika impedansi speaker sudah sesuai dengan impedansi minimum yang ditransfer oleh power amp maka speaker yang dipasang pada power ini setidaknya berkapasitas 280 W dengan toleransi ± 20% dari kapasitas power amp.
- Bila kapasitas speaker terlalu berlebihan dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah under powered, yang dapat mengakibatkan power amp blow-out atau bahkan dapat mengakibatkan speaker juga putus. Demikian juga sebaliknya, jika kapasitas speaker lebih kecil dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah over powered, yang juga dapat mengakibatkan speaker putus atau power amp terjadi blow-out.
SpeakerMonitor
Jenis speaker yang lain, berdasarkan aplikasi dan penempatannya, adalah speaker monitor. Biasanya speaker ini diletakkan di atas panggung untuk membantu semua yang berada di panggung agar suara yang mereka hasilkan dapat terdengar dengan baik tanpa gangguan. Yang penting dari aplikasi speaker ini adalah keras dan jelas.
Jenis speaker yang lain, berdasarkan aplikasi dan penempatannya, adalah speaker monitor. Biasanya speaker ini diletakkan di atas panggung untuk membantu semua yang berada di panggung agar suara yang mereka hasilkan dapat terdengar dengan baik tanpa gangguan. Yang penting dari aplikasi speaker ini adalah keras dan jelas.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.Bila
salah satu komponen dari prinsip tata suara tersebut dihilangkan maka yang
terjadi adalah ketimpangan dari sistem yang mengakibatkan suara tersebut tidak
dapat didengar oleh telinga kita.
2.Tingkat tekanan suara (Sound Presure Level – SPL) adalah
kekerasan suara pada suatu titik tertentu. Tingkat tekanan suara tambah jauh
dari sumber bertambah lemah (tidak terdengar). Ukuran dari tingkat kekerasan
(tekanan) bunyi/suara adalah desible (dB).
3.Ukuran
baku (standar) kekerasan sumber bunyi untuk suatu kegiatan adalah sebagai
berikut: Berbisik tingkat kekerasan 20 – 30 dB; berbicara 40 – 60 dB; dan
sepeda motor 70 – 90 db. Bunyi melebihi 90 dB bisa merusak telinga, apalagi
didengar 1 jam atau lebih secara terus-menerus.
4.Hambatan
yang sering terjadi berikutnya adalah feedback. Feedback terjadi
karena beberapa hal, di antaranya:
a. Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras
b. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai tapi dalam
keadaan on
c. Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat.
B.SARAN
Setidaknya
dengan adanya informasi tentang sistem
tata suara dapat menambah pengetahuan kita, dan tugas pembuatan makalah seperti ini lebih sering diberikan agar
dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Beraneck,
L. L. (1954). “Sound Saystem For Large Audutoriums”. The Journal of Accoustic
Society of America. Vol 26, number 5 (661 – 675).
Berlian, Mustika (1964). “Perencanaan Perbaikan Akustik Aula Unpad”. Qolloqium/Penyelidikan Chusus. Fisika Teknik ITB.
Brochlenns Trampe (1971). “The Application of The Bruel & Kjaer Measuring System to Accoustic Noise Measurements”. Bruel & Kjaer. Seborg – Denmark.
Hoesin, Haslizen. (tanpa tahun), “Merencanakan Akustik Salman”. Makalah matakulian Fisika Banunan (Akustik FT 434). Fisika Teknik-ITB.
Kinsler, lowrenc E. And Austine R Frey (1962). “Fondamentals of Accoustics” (second ed). New York, John Willey & Sons Inc.
Berlian, Mustika (1964). “Perencanaan Perbaikan Akustik Aula Unpad”. Qolloqium/Penyelidikan Chusus. Fisika Teknik ITB.
Brochlenns Trampe (1971). “The Application of The Bruel & Kjaer Measuring System to Accoustic Noise Measurements”. Bruel & Kjaer. Seborg – Denmark.
Hoesin, Haslizen. (tanpa tahun), “Merencanakan Akustik Salman”. Makalah matakulian Fisika Banunan (Akustik FT 434). Fisika Teknik-ITB.
Kinsler, lowrenc E. And Austine R Frey (1962). “Fondamentals of Accoustics” (second ed). New York, John Willey & Sons Inc.
Artikelnya Keren Banget
BalasHapusom punya digram buat koneksi di selector ga?
BalasHapusPrinsip Kerja dari Audio Paging System?
BalasHapusmakasih artikelnya sangat memberkati
BalasHapusmohon ijin copy ya?