Sabtu, 23 Februari 2013

Sistem Tata Suara

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tata suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rekaman dan lain lain. Tata suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri. Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon, kabel-kabel, prosesor dan efek suara, serta pengaturan konsul mixer, juga audio power amplifier dan speaker-speakernya secara keseluruhan.
Jaringan tata suara pada bangunan biasanya digabungkan dengan sistem keamanan, sistem tanda bahaya, dan sistem pengaturan waktu terpusat. Sistem tata suara biasanya diintegrasikan sistem tanda bahaya, sehingga bila terjadi kondisi darurat (kebakaran), sistem tanda bahaya mendapatkan prioritas sinyal (signal) dari sistem tata suara untuk membunyikan tanda bahaya (sirine) atau program panduan evakuasi ke seluruh bangunan.
Sistem tata suara untuk daerah lobby, koridor, area parkir, dan ruang administrasi selain digunakan untuk panduan evakuasi, digunakan pula untuk pemanggilan atau untuk keperluan program musik.
Sebuah sistem tata suara adalah kumpulan dari beberapa peralatan elektronik yang didesain untuk memperkuat sinyal suara dan musik supaya dapat didengar oleh orang banyak (lebih dari satu orang) (dalam Fry, 1991). Dari kesimpulan sederhana ini, sebenarnya kita dapat menjumpai sistem tata suara ini di berbagai tempat seperti acara-acara konser yang melibatkan grup-grup band yang banyak dan atau memiliki nama yang cukup dikenal banyak kalangan hingga sifatnya hanya berupa “corong” pengumuman yang dapat kita jumpai di bandara-bandara atau di sekolah-sekolah.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui prinsip atau cara kerja dari sistem tata suara
2.      Untuk mengetahui bagian dari system tata suara
3.      Untuk mengetahui pengoperasian system tata suara
4.      Untuk mengetahui
5.      Untuk mengetahui
6.      Untuk mengetahui compressor dan gate























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP ATAU CARA KERJA SISTEM TATA SUARA
Prinsip Dasar Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikia rupa untuk penguatansuara atau musik untuk didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya selalu sama.
Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit seperti :
1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
2. Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengiimnya melalui kabel menujumixer.
3. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya kemudian me-mix(mencampur dan menseimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rampaian power amplifier.
4.Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya ke loudspeaker 
5. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus speaker yangkmudian mnggetarkan udara dan menjadi suara.
6. Audiens mendengarkan suara tersebut.Ini juga berlaku untuk system audio rumah, tape deck atau CD player sebagai sumber suara, dan pre amp (dalam system live digantikan mixer), umumnya terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya (integrated amlifier).
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan mixer yang disebut powe mixer, atau juga power amplifier yang tercakup dalam kotak speaker yanglebih kita kenal dengan speaker aktif.
Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan seperti :
1. Posisi mixing console sbaiknya berada pada posisi pendengar, agar apa yang didengar oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens. Denga kata lain mixer tidak berada disamping atau di belakang panggung.
2. Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.
3. Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang sederhana sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yangsama. Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parameric, dengan 3 band (low,mid, hi) atau 4 band (low, lo-mid, hi-mid, hi). Terdapat juga auxiliary send yang difungsikan untuk mengirim signal ke system monitor dan/ ke effect system.  Pada auxiliary terdapat switchuntuk aux pre/post. Auxiliary pre adalah untuk menirim signal yang terlepas dari pengaruh fader dan eq kanal yang biasa digunakan untuk mengirim signal ke monitor, sedang auxiliary postadalah sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader danequalizer dari kanal dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.
4. Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada equalizer inilah penata suara melakukan pen-settingan untuk mengatasi kendala akustik ruang, feedback ataukendala lainnya yang mengganggu.
5. Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier untuk menggerakkan loudspeaker dengan tnggapan frekuensi tertentu. Karena system speaker utamanaya tidak jarang yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah (subwoofer) dan speaker untuk full range (gambar C)Tipical system untuk TouringBerikutnya adalah system untuk touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatanyang digunakan sangat banyak, dan selalu dngan crossover aktif yang tidak jarang jugadigantikan oleh controller digital yang didalamnya telah terdapat crossover, limiter, parametriceq, dll. Juga selalu menggunakan mixer monitor yang sama sekali terpisah dari mixer utama,lebih difungsikan untuk mengirim signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya.
 Namun seberapapun rumitnya prinsip touring ini, tetap tidak terlalu jauh berbeda dengan prinsiptata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja pada systemini terdapat beberapa lagi penjlasan tambahan seperti :
1. Mixer selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, paling sedikit terdiri dari24 kanal atau bahkan sampai 40. dan bukan tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer. Inisering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingan kanalnya tidak inginterganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil satu panggung.
2. System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan mixer monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.
3. Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau sebuah dual EQ (karenaselalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor, limiter, noise gate, aural exciter,multiple delay, reverb, dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan untuk menghasilkansuara yang diinginkan dan meredam suara-suara yang tidak diinginkan
.4. Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan sampai 16 output,dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk si pemusik atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.
5. Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amlifier dan daya listrik yang sangat besar untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main dalam 3way, 4way atau bahkan sampai 5way


2.2 Bagian Sistem Tata Suara
TERDIRI DARI 4 BAGIAN :
a. Back Ground Musik
b. Public Address
c. Emergency
d. Car Call

Uraian singkat system :
  a. Back Ground Music(BGM)
Adalah Music/Suara yang dapat disampaikan secara luas melalui speaker yang telah terpasang sesuai dengan rencana. Music/Suara dapat diatur pada Sentral Tata Suara(rak sistem)yang telah ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suara yang baik. Sentral Tata Suara(rak sistem)dilengkapi dengan Double Cassette Deck,Tuner AM/FM,MP3 dan CD Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.yang telah disesuaikan dengan rencana.
b. Public Address (PA)
Adalah sarana penyampaian informasi kepada khalayak ramai(umum)dapat dilakukan dengan cepat dan mudah karena selain speaker yang terpasang,penyampaian informasi didukung Sentral Tata Suara(rak sistem)yang dapat diatur sedemikian rupa juga telah dilengkapi dengan Paging Microphone yang telah terpasang sesuai.
C. Emergency(EMC )
Pada saat keadaan Emergency,informasai kedaan darurat/bahaya yang bertujuan untuk evakuasi,keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan cepat.Setelah Sentral Tata Suara mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel alarm,Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan semua input dari Cassette Deck,MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk bunyi SIRINE,jadi setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm,secara otomatis semua input akan terputus,kecuali input dari Emergency Microphone,jadi operator tetap dapat memberikan pesan peringatan.
d. Car Call (CC)
Sarana penyampaian informasi kepada orang/pengendara kendaraan dengan cepat dan mudah karena untuk sistem Car Call ini selain speaker juga dilengkapi dengan Rak Sistem Car Call dan Microphone yang telah terpasang pada area-area yang telah disesuaikan dengan rencana.

2.3  Pengoperasian Sistem Tata Suara
System tata suara berdasarkan cara pengoperasiannya dikelompokkan dalam dua kategori utama antara lain :
1.      Sistem Sederhana
System sederhana ini biasanya digunakan bangunan yang tidak terlalu kompleks dan bangunan-bangunan berlantai sedikit yang memerlukan system suara yang tidak kompleks.sistem sederhana ini bertujuan untuk suara dapat didengar  oleh orang banyak dengan cara memperkuat sinyal suara dan.Pada system ini tidak memerlukan ruangan yang cukup luas untuk operator pengontrol suara.
2.      Sentral program
Sentral program ini akan melayani area perkantoran dan area produksi direncanakan untuk dapat difungsikan dengan prioritas program sebagai evakuasi kebakaran dan paging atau panggilan saja untuk area produksi,sedangkan program background music dipasang untuk melayani area perkantoran.

2.4 NOISE,BISING DAN DESAH
Adalah suara yang terbentuk dari bermacam-macam frekwensi secara acak yang tidak mempunyai hubungan harmonis antara satu sama lain. Apabila noise ini terlalu kuat maka akan mempengaruhi kejelasan dari suatu musik atau pembicaraan. Dan biasanya akan mengurangi kenyamanan pendengaran.
Level dari kebisingan pendengaran (ambang) rata-rata 40 db. Ambang Pendengaran adalah batas terendah  dari suara yang dapat didengar oleh alat pendengaran manusia yang apabila diukur secara matematik merupakan tekanan suara sebesar 0,00204 dyne cm2 yang sama dengan 0.0002 micro bar.
1 micro bar = 10 –6 atm.
1 bar          = 106 dyne cm2
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)”. Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal :
  1. Penilaian pribadi dan penilaian subyektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, dan
  2. Kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran air dan pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan pengecualian).
Mengenai karakteristik [1] di atas, ada masalah mengenai bagaimana menempatkan kebisingan antara tingkat penilaian subjektif seorang individu yang menangkapnya sebagai “kebisingan” dan tingkat fisik yang dapat diukur secara obyektif.
Dengan karakteristik [2], tidak ada perbedaan jelas antara siapa agresornya dan siapa korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada korban-korban dari kebisingan akibat piano dan karaoke. Meskipun jumlah keluhan yang terdaftar di kota-kota besar selama beberapa tahun terakhir ini telah berkurang, kebisingan masih merupakan bagian besar dari keluhan-keluhan masyarakat.
Apabila keyboard dari piano ditekan, seseorang menangkap “nyaringnya”, “tingginya” dan “nada” suara yang dipancarkan. Ini adalah tolak ukur yang menyatakan mutu sensorial dari suara dan dikenal sebagai “tiga unsur dari suara”.
Sebagai ukuran fisik dari “kenyaringan”, ada amplitude dan tingkat tekanan suara. Untuk “tingginya” suara adalah frekwensi. Tentang nada, ada sejumlah besar ukuran fisik, kecenderungan jaman sekarang adalah menggabungkan segala yang merupakan sifat dari suara, termasuk tingginya, nyaringnya dan distribusi spektral sebagai “nada”.
Dikatakan bahwa batas perbedaan suara yang bisa terdengar oleh rata-rata orang adalah 20 – 20,000 Hz, tetapi bisa terdengarnya tersebut tergantung pada frekwensi. Tes-tes (hearing) psikiatris menghasilkan Garis bentuk Kenyaringan seperti yang tampak pada Gb. 1-3. Kurva menggunakan 1000 Hz dan 40 dB sebagai referensi untuk suara murni dan mem-plot suara referensi ini dengan tingkat-tingkat yang bisa terdengar dari kenyaringan yang sama pada berbagai frekwensi.
kenyaringan suara yang diterima oleh telinga manusia bervariasi karena dua sifat-sifat fisik yaitu tingkat tekanan suara dan frekwensi. Bahkan dalam lingkup yang bisa terdengar, frekwensi-frekwensi rendah dan tinggi sulit untuk ditangkap. Dibutuhkan kepekaan tinggi pada lingkup 1 – 5 kHz.
Apabila tingkat kenyaringan dari suatu suara dikurangi, pada suatu titik tertentu, suara tidak lagi terdengar. Tingkat ini juga berbeda sesuai dengan frekwensi. Tingkat ini diindikasikan sebagai tingkat minimum yang bisa terdengar (garis titik-titik).

2.5 Tips sistem tata suara (Sound system)
Rambu yang perlu diperhatikan berikutnya yang juga tidak kalah penting adalah selalu membaca manual dari tiap-tiap peralatan yang dipakai, terutama pada pemakaian crossover. Mengapa demikian? Jawaban yang pasti adalah supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan frekuensi yang menjadi titik perpotongan antar speaker (bila sistem yang dibangun adalah sistem yang aktif, yang biasanya adalah sistem 2-way aktif, 3-way, 4-way, dan seterusnya).
Bila dalam suatu sistem dipakai beberapa buah speaker maka hal lain yang harus diperhatikan adalah fase dari speaker itu sendiri. Beberapa speaker, khususnya yang berukuran 18”, 15”, atau yang sejenis biasanya berada pada posisi In Phase atau fasenya positif. Atau dalam bahasa sederhana adalah konus speaker bergerak maju ke depan bukan ke belakang. Jenis speaker yang lain, terutama sebuah compression driver (atau dalam bahasa sehari-hari disebut tweeter) biasanya berada pada posisi Out Phase atau fasenya negatif.
Pada aplikasi yang membutuhkan banyak speaker atau aplikasi sistem tata suara yang lebih rumit, fase speaker menjadi salah satu hal yang perlu kita perhatikan. Sebagai contoh, jika dalam suatu sistem terdapat 2 unit speaker 18” dimana fase salah satu speaker terbalik, maka yang terjadi adalah kita tidak dapat mendengarkan dentuman suara bass sebagaimana mestinya. Yang sering terjadi adalah karena tidak terdengar dentuman suara bass sebagaimana mestinya, kita cenderung untuk membesarkan volume bass dari mixer, dan akhirnya speaker yang kita pun jebol akibat fase yang terbalik.
Alat untuk mendeteksi fase speaker ini dinamakan Phase Checker, yang menghasilkan getaran impuls secara konstan untuk mendeteksi fase yang dihasilkan oleh speaker yang dipakai. Cara yang lain yang lebih sederhana adalah memakai baterai 9 Volt, dimana katup Positif baterai dihubungkan dengan katup Positif speaker demikian juga sebaliknya.
Hambatan yang sering terjadi berikutnya adalah feedback. Feedback terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
1. Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras
2. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai tapi dalam keadaan on
3. Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat.
Tips menghindari feedback:
1. Matikan mic yang tidak terpakai. Hal ini mengurangi resiko feedback.
2. Jika penyebab feedback adalah speaker utama (FOH) maka disarankan agar peletakan speaker utama agak jauh dari panggung.
3. Jika penyebab feedback berupa barang atau benda yang memantul secara akustik, maka perlu dilakukan penyempurnaan seperti ditutup kain dan sebagainya.
4.Gunakan EQ untuk mempermudah pendeteksian frekuensi penyebab feedback.
2.6 Compressor dan gate
Peralatan berikutnya yang sering digunakan pada sebuah sistem tata suara adalah compressor/limiter/noise gate. Pada beberapa merek pembuat alat ini, ketiga jenis fitur ini dibuat terpisah antara compressor/limiter dan noise gate, tetapi ada juga yang dijadikan satu.Menurut Davis & Jones, pengertian compressor dan limiter adalah sinyal prosesor yang berfungsi mengurangi rentang dinamis dari sebuah sinyal. Limiter didesain untuk mengurangi peningkatan level input yang dapat menghasilkan peningkatan level output di atas threshold.
Pengertian di atas memang sedikit rumit karena didasarkan pada teori yang sebenarnya dari fungsi compressor/limiter.  pengertian yang sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry adalah: “Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels, stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts a gentle “squeeze” on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer!”
Knob-knob fungsi yang terdapat dalam sebuah compressor/limiter adalah:
  • Threshold
Knob ini memiliki level yang bervariasi pada saat alat ini memulai untuk memodifikasi sinyal dinamik dari suatu sumber bunyi. Semakin kecil level yang diset untuk menentukan threshold (kurang dari 0 dB) maka suara akan semakin “mengecil” demikian pula sebaliknya.




  • Ratio
Knob ini menentukan seberapa sinyal yang akan “ditekan” pada saat mencapai threshold. Biasanya knob ini memiliki beberapa variasi mulai dari tanpa kompresi (1:∞), kompresi yang lebih soft ( 2:1 sampai 3:1), kompresi medium (3:1 sampai 6:1), kompresi yang lebih berat (6:1 sampai 8:1) dan hard limiting (10:1 sampai ∞:1). Cara membaca ratio yang lebih mudah seperti ratio kompresi 3:1, artinya input level sebesar 3 dB akan dikompresi sedemikian sehingga output level menjadi 1 dB. Karena suara akan lebih mengecil maka perlu disesuaikan output gain dari compressor/limiter yang digunakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
  • Output/Output Gain
Knob ini mengontrol output gain dari compressor yang dipakai. Sebagai contoh, apabila digunakan threshold yang rendah dan rasio sebesar 10:1, maka volume secara keseluruhan dari sebuah sinyal akan hilang. Untuk mengatasi hal ini maka knob ini digunakan untuk “menaikkan” volume yang “tertekan” tanpa harus merasa was-was sinyal yang akan dikeluarkan over.
Perhatian!!! Jangan menaikkan output gain dari compressor lebih dari 3 sampai 4 dB di atas gain unity (0 dB) dari level mixer kecuali Anda memiliki kemampuan ekualisasi yang sangat baik.
  • Attack & Release
Knob attack berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk mengurangi sinyal dan knob release berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk kembali ke normal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, knob attack berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal yang “tertutup” dan knob release berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal yang “terbuka” kembali.



Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum pre-amp mic, maka aplikasi compressor/limiter berfungsi untuk melakukan kompresi pada sinyal yang berlebihan atau menaikkan sinyal yang terlalu “lemah” atau dapat membantu agar sinyal yang terdengar lebih tight atau punchy. Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum power amp maka alat ini lebih banyak berfungsi sebagai limiter untuk melindungi rangkaian power amp dan speaker agar tidak menjadi berlebihan yang dapat mengakibatkan rusaknya rangkaian tersebut. Aplikasi yang terakhir lebih sering digunakan apabila pemakaian alat ini tidak terdistribusi secara rata per channel pada mixer/mic pre-amp. Memang diperlukan biaya yang tidak sedikit agar tiap channel dapat memakai aplikasi alat ini, karena kebanyakan alat ini hanya tercipta sebanyak dua channel bahkan satu channel saja.
Loudspeaker Management System
Peralatan berikutnya yang paling vital adalah crossover. Sesuai dengan namanya, alat ini digunakan untuk memisahkan frekuensi rendah, menengah atau tinggi atau bila diaplikasikan pada speaker alat ini memiliki beberapa varian seperti:
  • 2-way crossover artinya alat ini hanya memisahkan frekuensi low dan high saja
  • 3-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, mid dan high
  • 4-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, low mid, high mid dan high atau frekuensi sub, low, high dan super high.
masing-masing komponen speaker memiliki kapasitas frekuensi yang berbeda-beda, seperti:
  • Komponen loudspeaker yang berukuran 18” atau 15” biasanya dipakai untuk SUB atau LOW speaker
  • Komponen loudspeaker berikutnya yang berukuran 15”, 12” atau 10” biasanya dipakai untuk LOW MID atau MID speaker
  • Sebuah compression driver yang berukuran antara 1” – 2” dan sebuah horn dipakai untuk HIGH MID atau HIGH speaker
Bila sebuah crossover tidak dipakai dalam sebuah sistem sedangkan pada sistem tersebut terdapat 3 jenis komponen speaker tersebut maka yang terjadi adalah suara yang dihasilkan tidak dapat terdefinisi dengan baik atau bahkan akan mengakibatkan terjadinya speaker blow-out alias putus.
Salah satu alasan logis yang dapat dijadikan acuan adalah loudspeaker yang berukuran 18” tidak didesain untuk menerima frekuensi tinggi dan demikian dengan compression driver yang secara ukuran lebih kecil, tidak didesain untuk menerima frekuensi rendah.
Oleh karena itu, dalam membangun sebuah sistem tata suara yang baik, salah satu pertimbangan yang perlu kita lakukan adalah pada saat instalasi sistem tersebut adalah saat pemasangan kabel speaker pada power amp dan proses setting dari crossover itu sendiri.
Satu kesalahan yang terjadi pada saat proses instalasi maka akan mengakibatkan terjadinya kerusakan seluruh sistem yang dapat merugikan kita secaramateri.
Alat berikutnya adalah power amp atau yang lebih dikenal sebagai amplifier. Alat ini dipakai untuk men-drive sebuah atau beberapa speaker sekaligus. Beberapa pabrikan yang memproduksi alat ini selalu mencantumkan kapasitas yang dapat dipakai untuk men-drive sebuah speaker, seperti contoh sebuah power merek X dalam tabel berikut:
Tabel 1.1:

8 Ω
4 Ω
2 Ω
Load impedance
280 W
450 W
650W
Arti dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
  1. Power amp tersebut memiliki kapasitas impedansi transfer daya maksimum sebesar 2 ohm yang dapat men-drive speaker dengan daya sebesar 650 WPada impedansi minimum sebesar 8 ohm, speaker yang dapat di-drive oleh power amp ini sebesar 280 W. Berarti jika impedansi speaker sudah sesuai dengan impedansi minimum yang ditransfer oleh power amp maka speaker yang dipasang pada power ini setidaknya berkapasitas 280 W dengan toleransi ± 20% dari kapasitas power amp.
  2. Bila kapasitas speaker terlalu berlebihan dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah under powered, yang dapat mengakibatkan power amp blow-out atau bahkan dapat mengakibatkan speaker juga putus. Demikian juga sebaliknya, jika kapasitas speaker lebih kecil dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah over powered, yang juga dapat mengakibatkan speaker putus atau power amp terjadi blow-out.
  SpeakerMonitor
Jenis speaker yang lain, berdasarkan aplikasi dan penempatannya, adalah speaker monitor. Biasanya speaker ini diletakkan di atas panggung untuk membantu semua yang berada di panggung agar suara yang mereka hasilkan dapat terdengar dengan baik tanpa gangguan. Yang penting dari aplikasi speaker ini adalah keras dan jelas.
















BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :

1.Bila salah satu komponen dari prinsip tata suara tersebut dihilangkan maka yang terjadi adalah ketimpangan dari sistem yang mengakibatkan suara tersebut tidak dapat didengar oleh telinga kita.
2.Tingkat tekanan suara (Sound Presure Level – SPL) adalah kekerasan suara pada suatu titik tertentu. Tingkat tekanan suara tambah jauh dari sumber bertambah lemah (tidak terdengar). Ukuran dari tingkat kekerasan (tekanan) bunyi/suara adalah desible (dB).
3.Ukuran baku (standar) kekerasan sumber bunyi untuk suatu kegiatan adalah sebagai berikut: Berbisik tingkat kekerasan 20 – 30 dB; berbicara 40 – 60 dB; dan sepeda motor 70 – 90 db. Bunyi melebihi 90 dB bisa merusak telinga, apalagi didengar 1 jam atau lebih secara terus-menerus.
4.Hambatan yang sering terjadi berikutnya adalah feedback. Feedback terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
a. Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras
b. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai tapi dalam keadaan on
c. Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat.

B.SARAN
Setidaknya dengan adanya informasi tentang  sistem tata suara dapat menambah pengetahuan kita, dan tugas pembuatan makalah seperti ini lebih sering diberikan agar dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca.




DAFTAR PUSTAKA
Beraneck, L. L. (1954). “Sound Saystem For Large Audutoriums”. The Journal of Accoustic Society of America. Vol 26, number 5 (661 – 675).
Berlian, Mustika (1964). “Perencanaan Perbaikan Akustik Aula Unpad”. Qolloqium/Penyelidikan Chusus. Fisika Teknik ITB.
Brochlenns Trampe (1971). “The Application of The Bruel & Kjaer Measuring System to Accoustic Noise Measurements”. Bruel & Kjaer. Seborg – Denmark.
Hoesin, Haslizen. (tanpa tahun), “Merencanakan Akustik Salman”. Makalah matakulian Fisika Banunan (Akustik FT 434). Fisika Teknik-ITB.
Kinsler, lowrenc E. And Austine R Frey (1962). “Fondamentals of Accoustics” (second ed). New York, John Willey & Sons Inc.





4 komentar: